Kamis, 24 Juli 2014

Nasip Alam Negriku 2014

Penerawangan Wangsit Siliwangi (Pajajaran) terkait cerita Walisongo sewaktu jaman Prabu Brawijaya (Majapahit)

Rangkuman Kisah Walisongo

Walisongo merupakan wali Allah penyebar agama Islam di pulau Jawa. 

Sesepuh walisongo adalah Sunan Ampel. Setelah sunan ampel wafat digantikan sunan Giri. Walisongo yang dianggap seorang ayah adalah Sunan Gresik.

SUNAN AMPEL

Syekh Ibrahim Asmarakandi memiliki putra yang bernama Sayyid Ali Murtadho dan Sayyid Ali Rahmatullah.

Sayyid Ali Murtadho terkenal dengan sebutan Raja Pandita Bima atau Raden Santri. Makamnya di Gresik. Kakak dari Sayyid Ali Rahmatullah.

Sayyid Ali Rahmatullah menikah dengan Dewi Condrowati atau Nyai Ageng Manila puteri dari Prabu Kertabumi Majapahit.

Nama asli sunan Ampel adalah Sayyid Ali Rahmatullah sedangkan sebutannya adalah Raden Rahmat, Raden Qosim. Makamnya terletak disebelah barat masjid Ampel pada tahun 1478 M.

Kakeknya bernama Syekh Jamalluddin Jumadil Kubra seorang Ahlussunnah bermazhab Syafi’i.

Neneknya bernama Dewi Candrawulan puteri Raja cempa. Kerajaan Cempa terletak di Muangthai Thailand.

Adik Dewi Candrawulan adalah Dewi Dwarawati yang menikah dengan Prabu Brawijaya.

SUNAN BONANG

Nama aslinya Syekh Maulana Makdum Ibrahim. Ayahnya adalah sunan Ampel. Wafat tahun 1525 M makamnya terletak di Tuban.

SUNAN GIRI

Nama lain sunan Giri adalah Raden Paku lahir 1412 M. Setelah mendirikan pondok pesantren di gunung gresik sebutannya menjadi Syekh Maulana Ishak.

SUNAN GRESIK

Sebutannya Syekh Maulana Malik Ibrahim atau julukan dengan kakek Bantal. Wafat senin 12 rabiul awal tahun 822 H atau 1419 M.

SUNAN DRAJAT

Ayahnya raden Qosim atau sunan Ampel dengan Dewi Condrowati (Nyai Ageng Manila) puteri dari Prabu Kertabumi Majapahit.

Makamnya terletak disebelah barat museum Drajat dibukit Dalem Duwur.

SUNAN GUNUNG JATI

Ayahnya Prabu Siliwangi Padjajaran, ibunya Syarifah Muda’im. Sebutannya Syarif Hidayatullah.

Sunan gunung jati menikah dengan Nyi Kawungten puteri adipati Banten memiliki anak bernama Nyi ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking / pangeran Hasanuddin.

Sunan gunung jati menikah dengan Ong Tien seorang puteri kaisar Hong Gie dinasti Ming pengganti kaisar Yung Lo menikah tahun 1481 wafat 1485. Nama lain Ong Tien Nyi Ratu Rara Semanding.

Sunan gunung jati menikah dengan Pakung Wati.

SUNAN KALIJAGA

Nama aslinya Raden Said putera Temenggung Wilakita adipati Tuban. Ayahnya masih termasuk keturunan Ranggalawe yang beragama Hindu namun Raden Sahur atau Temenggung Wilakita beragama Islam. 

SUNAN MURIA

Nama aslinya Raden Umar Said putera dari sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Sunan muria menikah dengan Dewi Roroyono.



Catatan : Hubungan silahturahim antara kerajaan Majapahit dengan kerajaan Sriwijaya.

Cerita ini berawal dari cinta Prabu Brawijaya Kertabumi Majapahit yang begitu sangat besar terhadap Dewi Dwarawati puteri kerajaan Cempa Munghthai Thailand.  

Dewi Dwarawati merupakan adik dari Dewi Candrawulan ibunda Sunan Ampel.

Pada suatu hari perasaan Prabu Brawijaya gelisah tidak menentu akibat terpesona akan keindahan tubuh Dewi Dwarawati hingga akhirnya baliau meninggalkan istrinya yang bernama Dewi Kian yang waktu itu sedang hamil 3 bulan dalam kandungan. 

Lalu kemudian Dewi Kian menikah dengan Ario Damar memimpin kerajaan Sriwijaya. 

Dan setelah 9 bulan 10 hari lahirlah putra beliau yang sebelumnya telah dibibiti oleh Prabu Brawijaya dan diberi nama Raden Fatah pendiri kerajaan Demak.

Setelah Ario damar wafat lalu kerajaan Sriwijaya digantikan oleh murid sunan Gunung Jati yang merupakan menteri dikerajaan Tiongkok yang bernama Pai Li Bang.

Hingga waktunya tiba Raden Fatah / Raden Hasan / Raden Kota memimpin kerajaan Majapahit.

Catatan Sejarah :

1478 Majapahit diserang oleh Prabu Rana Wijaya / Girindra Wardhana dari kadipaten Kediri / keling.

1498 Majapahit Prabu Rana Wijaya tewas diserang Prabu Udara. 

1511 Malaka diduduki Portugis kemudian Raden Fatah mengutus adipati Unus/pangeran Sabrang Lor ditemani pejuang yang bernama Fatahillah. Dijaman Sultan Trenggana Fatahillah diangkat menjadi panglima perang .

1512 Prabu Udara memimpin Majapahit.

1517 Kerajaan Demak yang dipimpin Raden Fatah menyerang kerajaan Majapahit yang dikuasai Prabu Udara.


Penerawangan alam ghaib pun dimulai.


Berarti dari kisah diatas kemungkinan dari hasil kontak batin dengan leluhurku. 

Setelah aku mulai mengunci gunung merapi (penampakan lebak cawane, bocah angon) lalu aku mencoba pindahkan bahaya ke laut namun gagal lewat kegempaan. lalu aku pun didatangi berupa penampakan seperti sosok seorang petinggi kerajaan berbaju hitam bertopi hitam disekitar telinga ada hiasan jadi terlihat seperti telinganya panjang.

Dalam batin beliau berkata jangan sombong leh, ucapan untuk seorang bocah seperti aku. Memang apabila terjadi bencana siapa yang mau bertanggung jawab dari kejadian tersebut. Jangan bangga dengan orang yang telah tiada, namun tetap jadilah dirimu sendiri.

Lalu aku pun berucap istiqfhar, astaqfirrulahaladzhim. Seketika itu lengan tangan sebelah kananku ada bekas seperti terkena besi panas berbentuk hati (love). 

Sebenarnya cerita ini tidak bisa diungkapkan dengan kata - kata namun kata hati berkata takut apabila ini merupakan suatu kebaikan mengapa tidak diketahui orang lain.

Namun disisi lain aku merasa berdosa karena takut terkena fitnah dunia namun akal pikiranku berkata lain maksud hati ingin mengurangi korban bencana akibat murka alam.

Kejadian ini sebenarnya ketika aku ingin mengetahui berada dimanakah tempat peristirahat terakhir leluhurku pangeran samber nyawa. (red: belum menemukan ada cerita sejarahnya)

Jadi bisa dikiaskan ceritanya seperti ini : Setelah silahturahmi gunung merapi ke gunung sinabung kemungkinan setelah kurang lebih sepuluh bulan akan kembali normal (Allahualam) karena gunung sinabung telah bersilahturahmi ke gunung kelud, gunung slamet dan gunung.........

Suatu ketika aku membaca lewat internet. Ada kisah dari suatu pesan tersurat dari petikan semacam ramalan legenda akan terjadi 7 gunung meletus, lalu aku pun mencoba membuka takbir alam ghaib itu namun waktunya hanya hingga lebaran tahun 2014 (Allahualam).



Wangsit Siliwangi sebagai berikut :

“Dengarkan! Jaman akan berganti lagi, tapi nanti, Setelah Gunung Gede meletus. Disusul tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang Sunda dipanggil-panggil, orang Sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil ratu adil yang sejati”.

“Tapi ratu siapa? dari mana asalnya sang ratu? Nanti juga kalian akan tahu. Sekarang, cari oleh kalian pemuda gembala”.
“… selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong dan bahkan berkelebihan bicara”

“Suatu saat nanti akan banyak hal yang ditemui, sebagian-sebagian. Sebab terlanjur dilarang oleh Pemimpin Pengganti! Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala. Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutup pohon handeuleum dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? Bukan kerbau, bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng. Tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui. Tapi akan menemui banyak sejarah/kejadian, selesai jaman yang satunya datang lagi satu jaman yang jadi sejarah/kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah, setiap waktu akan berulang, itu dan itu lagi.”
 
Dari cerita diatas, gunung merapi yang berada di pulau Jawa daerah istimewa Yogyakarta bisa diamati masih satu lempeng daratan dengan gunung yang ada di alam nusantara. 
 
Kekuatan daya letus bisa diterawang dengan ilmu bejana berhubungan. suatu tekanan didaerah tertinggi bisa tersalurkan kesuatu tempat terendah yang berada disekitarnya.
 
Kejadian bencana alam gunung meletus yang sedang terjadi di tahun 2014 :

  1. Gunung Sinabung, erupsi.
  2. Gunung Marapi, leler lava.
  3. Gunung Kelud, meletus abu vulkanik.
  4. Gunung Slamet, leler lava.
  5. Gunung Sangeang Api, leler lava.
  6. Gunung Karangetang, leler lava.
  7. Gunung ………………………..
Iya hingga nanti, tidak menutup kemungkinan akan tertuju ke gunung Gede (Allahualam). Atau ada kemungkinan istilah gunung Gede disini hanya suatu kata kiasan pemberi harapan hidup (kita tunggu dekat waktu dari sekarang) 

Apa mungkin yang dimaksud disini gunung Gede merupakan gunung Merapi. Soalnya aku menerawang dekat gunung merapi tahun 2011 sewaktu sehabis gunung merapi erupsi besar tahun 2010.

Catatan : Untuk mengurangi tekanan daya letus gunung merapi itu secara alam ghaib, bisa dengan cara lewat gempa bumi. (Tiada daya kekuatan hanya seijin Allah SWT).

Apabila belum terjadi sekarang, hingga suatu saat nanti akan terjadi kejadian seperti yang sudah - sudah. Kata ramalan yg tertulis dalam wangsit Siliwangi (Allahualam).
  
Lalu dengan sendirinya zona alam ghaib itu akan tertutup kembali. 

Ehm, menurut perasaan batinku intinya ternyata ada disekitar gunung Merapi. 

Baca juga http://emha42yogya.blogspot.com/2014/03/penerawangan-penampakan-lebak-cawane.html

Siapakah Satria Piningit ? Penampakan Lebak Cawane, Bocah Angon

Assalammualaikum,

Kulon nuwun,

Akhirnya,.. sekian hari, bulan, tahun berkelana didunia maya bertanya ke mbah Google mempelajari sangkan paraning dumadi, ketemu deh data yang menceritakan tentang budaya bangsa seperti :
  • http://mataram351.wordpress.com/kitab-musasar-joyoboyo/
  • http://nurkalakalidasa.wordpress.com/2009/11/06/memecahkan-misteri-lebak-cawene-siapakah-sosok-pemuda-berjanggut/
  • http://janjinusantara.blogspot.com/2011/05/bait-terakhir-ramalan-jayabaya.html
Setelah menyelusuri cerita dahulu kala, kini perasaan batinku tidak gelisah lagi mengapa aku bisa melihat penampakan alam ghaib. 
Pernah aku bertanya kepada  pak Kyai Munir Safaat, pembimbingku saat pengajian setiap hari sabtu sehabis sholat isya masjid Al - Ghifary Kotagede Yogyakarta. 

Pertanyaannya kalo ngak salah seperti ini. Mengapa ya pak kyai aku kok bisa melihat ratu kidul, DAJJAL atau pun makhlus halus, terus kata pak Kyai itu mungkin dari leluhurmu.
Lalu aku bertanya kepada orang tuaku dan terus mencari silsilah keluarga besar dari ayahku dan ternyata aku generasi ke 22  turunan terah TIRTODIPURAN. 
http://emha42yogya.blogspot.com/2014/02/terah-tirto-dipuran_16.html
Kemudian aku pun mencoba mengerti dan memahami gambar yang aku ambil menggunakan handphone kamera merk HT, sewaktu habis ziarah kemakam nenek moyangku yang berada di pemakaman KI HAJAR SALOKA. Lokasi SELO BOYOLALI diantara puncak g. Merapi dan g. Merbabu. 
Untuk lebih yakin melihat gambar. Klik kanan lalu "save image as" setelah masuk ke "folder" lihat pake "Windows Picture and Fax Viewer" lalu setting "Zoom" gambar kaca pembesar ubah besar kecil gambar nanti juga kelihatan ada penampakan.

Penerawangan alam ghaib pun dimulai,

Pemuda gembala

 - sebelum terjadi kalimat dari wangsit siliwangi yg berbunyi:
“lalu mereka mencari anak gembala, yg rumahnya di ujung sungai, yg pintunya setinggi batu…dst”,


Wangsit Siliwangi sebagai berikut :
“Dengarkan! Jaman akan berganti lagi, tapi nanti, Setelah Gunung Gede meletus. Disusul tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang Sunda dipanggil-panggil, orang Sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil ratu adil yang sejati”.

“Tapi ratu siapa? dari mana asalnya sang ratu? Nanti juga kalian akan tahu. Sekarang, cari oleh kalian pemuda gembala”.


“… selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong dan bahkan berkelebihan bicara”

“Suatu saat nanti akan banyak hal yang ditemui, sebagian-sebagian. Sebab terlanjur dilarang oleh Pemimpin Pengganti! Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala. Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutup pohon handeuleum dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? Bukan kerbau, bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng. Tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui. Tapi akan menemui banyak sejarah/kejadian, selesai jaman yang satunya datang lagi satu jaman yang jadi sejarah/kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah, setiap waktu akan berulang, itu dan itu lagi.”


Penerawangan :
Penampakan Gunung Merapi setelah erupsi thn 2010. Setelah diedit pake "paint" muncul gambar penampakan pemuda gembala / cah angon.
 

Lebak cawene

Lebak cawene disebutkan dalam wangsit siliwangi sebagai tempat bocah angon (satria piningit) dan pemuda berjanggut pindah.
- Lebak = lembah = dasar
- Cawene = cawan = cangkir
Analisa:

- lebak cawene adalah suatu daerah yang disebut lembah yang bentuknya mirip cawan.
- lembah ada 2:
1. Lembah di darat.
2. Lembah di laut = palung.


Wangsit Siliwangi :
“Semua mencari tumbal, tapi Budak Angon (pemuda gembala) sudah tidak ada, sudah pergi bersama Budak Janggotan (pemuda berjenggot), pergi membuka lahan baru di Lebak Cawéné!….” Namun yang ditemui hanya gagak yang berkoar di dahan mati.

Setelah gambar diperhatikan lalu aku coba tarik garis penerawangan, setelah diedit pake "paint" berbentuk gambar cangkir dibadan gunung Bibi. 

Coba perhatikan gambar badan cangkir seperti ada penampakan som go kong (Pemuda berjanggut) berarti ibarat kuil berbatu diumpamakan pintu dan pegangan cangkirnya merupakan gambar sungai aliran lahar hujan yang terbentuk setelah erupsi.  

Penerawangan :

Lebak Cawane merupakan tanggul penahan lahar/material vulkanik akibat letusan gunung berapi yang aktif.

Setelah gunung merapi meletus mengeluarkan material vulkanik kearah waduk/tanggul tempat penampungan lahar ataupun bahan material vulkanik akibat letusan gunung berapi yang aktif. Perhatikan lokasinya diantara gunung bibi dan gunung merapi. 

Satria piningit pun berpikiran, jadikan Bancaan. Neng sewu, bancaan istilah kata, ibarat gunungan/tumpeng nasi kuning dimakan beramai - ramai.  Hanya orang yang mempelajari budaya mengerti dari suatu percakapan syair/serat. 

Mengerti namun belum paham. Alhamdullilah, akhirnya dari pengerukan pasir tersebut menjadikan pemasukan warga sekitar dan khusus daerah Yogyakarta menjadi tetap istimewa.   

Penampakan sosok Satria Piningit, namun siapakah beliau ?
Menurut Kitab Musarar Jayabaya
Bait 160
“Sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa ngalu-alu tumanja ana kidul wetan bener lawase pitung bengi, perak esuk bener ilange Bathara Surya njumedhul …… iku tandane putra Bathara Indra wus katon tumeka ing arcapada …. “
(Sebelumnya ada pertanda Lintang Kemukus panjang sekali tepat di arah Selatan menuju Timur lamanya tujuh malam, hilangnya menjelang pagi sekali bersama munculnya Batara Surya bebarengan dengan hilangnya kesengsaraan manusia yang berlarut-karut)
 
Bait 161
“Dununge ana sikile redi Lawu sisih Wetan, Wetane bengawan banyu, andhedukuh pindha Raden Gatotkaca, arupa pagupon Dara tundha tiga, kaya manungsa angleledha”.
(Asalnya dari kaki Gunung Lawu sebelah Timur, sebelah Timurnya bengawan, berumah seperti Raden Gatutkaca, berupa rumah merpati susun tiga, seperti manusia yang menggoda)
Penerawangan bait 160-161 : Untuk mengetahui zona waktu fantamorgana daerah Yogyakarta, jam sekitar pagi 10.00 / malam 22.00 wib.

Bait 168
”Mula den udia satriya iki, wus tan abapa, tan bibi, lola wus aputus wedha Jawa, mula ngandelake Trisula Wedha, landepe Trisula pucuk arupa gegawe sirik agawe pati utawa utang nyawa. Sing tengah sirik agawe kapitunaning liyan, sing pinggir-pinggir tulak tolak colong jupuk winaleran”
(Oleh sebab itu carilah satria itu yatim piatu, tak beranak saudara sudah lulus weda Jawa hanya berpedoman trisula, tajamnya trisula pucuk sangat tajam membawa maut atau utang nyawa, yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain, yang kiri dan kanan menolak pencurian dan kejahatan).
Penerawangan : Lah iya lah, orang satriana penampakannya berada di tanggul penahan lahar antara gunung bibi dan gunung merapi. 

Seandainya lahar, material vulkanik berupa pasir dan batu kerikil tidak dikeruk ya bisa membawa maut. Wong, seumpama gunung merapi meletus lagi kalau tidak ada tanggul penahan dikhawatirkan lahar bisa langsung meluncur bebas ke pemukiman sekian kilometer dari puncak.
 
Penampakan sang ksatria sehabis marah yg dilingkari garis merah
Lalu setelah habis lebaran idul fitri thn 2013 aku dan bapakku ziarah makam lagi. Pas waktu pulang kearah barat SELO - YOGYA, aku mencari tempat yg aku foto dolo thn 2011 tengok kanan kiri, kok tidak ada rumah yang dolo aku ambil gambar. 

Oh barangkali sudah dibongkar, orang tempatnya dipinggir jalan. Tidak tahu siapa yang punya rumah.

Cobalah simak Wangsit Siliwangi :

“Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong, dan bahkan berlebihan kalau bicara.”

Seumpama Anda mencoba menelusuri lokasi tempat gambar yang aku foto, disekitar tempat sekarang ada jembatan gantung untuk jalur evakuasi.

Kalo tidak salah dekat daerah jembatan gantung yang terletak di Dukuh Sepi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali. 

Ea,.. ketahuan deh, ternyata dimana - mana banyak orang pintarnya. 

Hasil penerawangan:

Seumpama kita tidak ingin mati cepat, perhatikan aliran darah dalam tubuh kalau lancar berarti sehat. Lalu untuk menetralkan kerja ginjal, banyakin minum air putih dan ada baiknya kita miliki rumah yang sederhana namun dijamin masuk surga. Penerawangan bocah angon bait 164 dan 168 Kitab Musasar Joyoboyo
Untuk keselamatan diri, kita cari aman saja. Masa iya kalau punya pusaka dibawa terus kemana – kemana. Apa kata dunia….

Namun demikian prediksi saya dalam memahami/mengartikan karya leluhur belumlah benar, maksud saya hanya sekedar menyampaikan, jika prediksi saya memang benar maka wajib saya sampaikan kepada masyarakat umum karena karya-karya leluhur telah menjadi bacaan umum, dan dapat menjadikan fitnah jika ini tidak disampaikan.
 
Salam persaudaraan dari saya untuk para sesepuh dan mohon maaf jika ada persinggungan dan persamaan pendapat bukan bermaksud buka rahasia tetapi marilah bantu saya untuk bangsa dan negara Indonesia tercinta ini, dan saya yakin banyak saudara-saudaraku yang juga sedang berjuang walaupun beda konsep dan saya mohon doanya agar saya bisa menemukan sesuatu yang hilang untuk bangsa dan negaraku.

Sekali lagi, mohon maaf jika tulisan saya dianggap ngawur, sebagaimana yang telah diterangkan diatas dan atas dibacanya prediksi saya ucapkan terima kasih.

Wassalam

Bangsa Nusantara Pemegang Kunci Rahasia Akhir Zaman?

Rahasia terbesar berkenaan satu bangsa yang bergerak ke dunia Timur bagi mengembangkan keturunan manusia seperti yang diperintahkan Tuhan.

Bangsa Paling Rahasia inilah yang menurunkan pelbagai bangsa Asia dari tempat asal mereka iaitu Asia Barat dan Asia Tengah di mana dari situlah bermulanya peradaban manusia.

Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman adalah satu bangsa besar yang pernah membangun kota-kota purba dan menyertai peperangan-peperangan agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah pupus seperti Sumerian dan Akkadian. Sesungguhnya kisah pengembaraan bangsa ini merupakan satu epik yang teramat panjang,lebih panjang dari epik Homer,The Iliad and the Odyssey.

Siapakah Bani Jawi?

Apa Misi rahasia Bani Jawi?

Siapakah bani Jawi/Jawa/Melayu?

Darimanakah asalnya Melayu itu?

Ketika ramai ilmuwan memperdebatkan kaum-kaum yang hilang seperti The Lost Tribe of Israel, Atlantis, Lemuria, Sodom and Gomorrah malah masih mencari-cari siapakah Gog and Magog, rahasia bangsa misteri ini masih terpelihara di dalam tabut rahasia sejak beribu-ribu tahun.

Tiada siapa yang tahu dari mana asalnya bangsa ini. Bagaimana bangsa ini boleh wujud di tanah paling selatan benua Asia,’di penghujung dunia’. Bangsa yang hilang masih tidur dan ditidurkan.’Di hujung dunia’,setelah penat mengembara,bangsa misteri berehat dan berehat…tidur dengan lenanya…senyap sunyi tanpa siapa mengganggu walaupun Hitler telah pergi ke Tibet mencari bangsa misteri ini, tetapi dia juga ketinggalan jejak mereka… ……

Dimanakah bangsa misteri ini meneruskan perjalanan mereka?Masih adakah masa lagi untuk menjejaki mereka?Mengapa Israel bersusah-payah membangun pangkalan dan pengaruhnya di Singapura?

Apa kaitan Cina Singapura dengan Yahudi Zionis?

Adakah terdapat apa-apa perancangan ketika Stamford Raffles menjejakkan kakinya di Pulau Singapura?

Apa hubungan Bangsa Melayu dengan Bangsa Yahudi?

Apakah dia alter Paling Rahasia Bangsa Melayu?. Apa yang terjadi 2000 tahun sebelum Masehi di antara Melayu dan Yahudi?

‘Dihujung Dunia’ bangsa ini masih nyenyak tidur!

J. Crawfurd menambah hujahnya dengan bukti bahawa bangsa Melayu dan bangsa Jawa telah memiliki taraf kebudayaan yang tinggi dalam abad kesembilan belas. Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa:

*Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk yang menyebar ke tempat lain.

Rahasia yang terpendam beribu tahun tentang satu bangsa pengembara yang mencari ‘Tanah yang Dijanjikan’ semakin lama semakin terbongkar dengan penemuan pelbagai artifak yang penuh misteri dan mengundang pertanyaan seperti penemuan keris di sebuah kuil purba di Okinawa Jepun,kendi purba yang sama di Vietnam,Kemboja dan Pahang,penemuan kota purba yang dinamakan Jawi/Jawa di Jordan dan juga penemuan keris purba di Rusia selain gendang Dong Son dan Kapak Tua Asia Tengah yang popular itu. APA MAKSUD KEPADA SEMUA MISTERI INI?….

Penemuan keris di kuil Okinawa, Jepang
 
An ancient blade of a keris found recently at the royal Enkakuji Temple grounds near the 15th century Shurijo Castle might unravel the ties the Malay world had with these southwestern islands of Japan.

Prof Takara mengatakan Kerajaan Ryukyus ( yg punya kuil) telah melakukan hub,dagang dengan (Thailand), between 1425 and 1570, Malacca (1463-1511), Patani (Southern Thailand) (1490-1543) dan beberapa wilayah di Indonesia (Palembang, Java and Sumatra) dan Cambodia.

Kota kuno Jawa di Jordania
Para arkeolog dgn metode karbon, memperkirakan usia kota tsb adalah 4 milenium sebelum masehi (4000SM), edannn!!!! http://www.jstor.org/pss/25211540

Bangsa terahsia inilah yang menurunkan pelbagai bangsa Asia dari tempat asal mereka iaitu Asia Barat dan Asia Tengah di mana dari situlah bermulanya peradaban manusia.

Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman adalah satu bangsa besar yang pernah membina kota-kota purba dan menyertai peperangan-peperangan agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah pupus seperti Sumerian dan Akkadian.

Ketika Ptolemy, seorang ahli geografi Yunani melukis peta semenanjung Tanah Melayu,beliau telah menamakan semenanjung ini ‘Golden Chersonese’ yang bermaksud Semenanjung Emas ketika manuskrip-manuskrip India Purba menamakan tanah ini sebagai ‘Suvarnabhumi’ iaitu Tanah Emas.Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumberbekalan emas untuk membangun negarakota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir.Kajian dari manuskrip kuno Firaun Mesir dan hieroglif di dinding-dinding kuil telah mendapati bahan pengawet,kapur barus dan rempah-rempah untuk upacara ritual mengawet mayat diimport dari sebuah kawasan di sebelah Nusantara ini.

Apa yang terjadi di Nusantara beribu tahun yang silam?

Benarkah ketika Firaun-Firaun Mesir sedang membangun Piramid,bangsa yang tinggal di Nusantara masih bercawat dan melukis gambar monyet di gua-gua? Nampaknya perdagangan rempah telah berjalan beribu tahun dahulu malah bangsa misteri di Nusantara telah mampu mengeksport emas dikala kerajaan lain hanya mampu memperdagangkan kendi-kendi,gendang dan seramik purba.

ADAKAH SEJARAH YANG KITA BACA SELAMA INI BETUL-BETUL TEPAT?.

Sesungguhnya kisah pengembaraan bangsa ini merupakan satu epik yang teramat panjang,lebih panjang dari epik Homer,The Iliad and the Odyssey….

Di selat Melaka, kedua-dua kumpulan ini bertemu. Kumpulan yang tiba melalui jalan laut (yang banyak menetap di Kepulauan Indonesia) bertemu saudara mereka (kumpulan yang tiba melalui jalan darat-majoriti menetap di Semenanjung ‘Emas’ Tanah Melayu). Mereka adalah serumpun dan bersaudara. Sudah lama (ratusan tahun) mereka terpisah. Mereka berpelukan dan menangis. Ramai yang hadir melihat peristiwa paling bersejarah ini. Mungkin cucu-cicit gadis misteri yang meninggalkan selendang merah tadi ada di situ. Bangsa Keturah telah bersatu di Selat Melaka di ‘Tanah Yang Dijanjikan’ The Land of The East’.

Apakah rahasia bangsa Melayu 2500 tahun yang lalu? Apakah yang ditemui oleh rombongan kerajaan Nabi Sulaiman di Nusantara? Apakah perjanjian rahsia para Firaun di The Land of The Gods?

Anehnya,para Firaun ini mendakwa nenek moyang mereka berasal dari tanah ini,yang digelar ‘THE LAND OF THE GODS’
Sumber: http://forum.viva.co.id/sosial-dan-budaya/1648701-bangsa-nusantara-pemegang-kunci-rahasia-akhir-zaman.html

Misteri Wangsit Siliwangi dan Muksonya (Menghilang) Prabu Siliwangi


“Wangsit Siliwangi selalu mengundang rasa penasaran, sebab amanat ini penuh misteri. Salah satu ungkapan dalam wangsit disebutkan kalau pada suatu saat akan ada yang menelusuri sejarah Sunda yang sebenarnya, hanya semakin menambah rasa penasaran dari novel ini bahwa sejarah Sunda belum benar-benar terkuak.”
Ketegangan antara Prabu Siliwangi dan Pangeran Cakrabuana memuncak setelah hubungan antara Cirebon-Demak semakin mesra di satu pihak, dan di pihak lain Pajajaran sendiri mulai main mata dengan Portugis yang baru menguasai Malaka. Kemesraan hubungan Cirebon-Demak ditandai dengan dipersatukannya para putra kedua negeri itu dalam ikatan perkawinan. Sementara penjajakan kerja sama yang dilakukan Pajajaran dengan Portugis yang membuat Cirebon-Demak panas dingin, dilakukan salah satu alasannya mengantisipasi kekuatan maritim Cirebon-Demak. Pelanggaran Cirebon yang membuat Prabu Siliwangi mempersiapkan pasukan perang secara besar-besaran adalah kenyataan di mana Tumenggung Jagabaya yang diutus untuk menyelesaikan masalah justru tak kembali ke Pajajaran. Pergeseran kehidupan akibat hadirnya Islam ini, dinilai menjadi sumber petaka bagi Pajajaran.
Sejatinya ketidaksenangan Prabu Siliwangi bukan terhadap Kesultanan Cirebon dan Islam semata, melainkan karena hubungan dengan Demak yang terlalu akrab pemicu membuncahnya kemarahan. Selangkah sebelum genderang perang ditabuh, purohita Pajajaran, Ki Purwagalih mengingatkan.

″Cirebon sebenarnya bukan siapa-siapa sekalipun akhir-akhir ini sering berulah. Bukankah Syarif Hidayatullah yang menjadi Susuhunan Jati sekarang adalah putra dari Nyimas Ratu Rarasantang, putri Gusti Prabu sendiri? Bukankah Pangeran Cakrabuana yang tak lain adalah Prabu Anom Walangsungsang, putra Gusti Prabu sendiri? Bagaimana tanggapan negeri-negeri sahabat juga Portugis yang telah bersedia untuk kerja sama, jika seorang kakek memerangi cucunya sendiri dengan pasukan perang luar biasa seperti ini? Ampun Gusti Prabu, aku terlalu lancang bicara seperti ini!” jelas Ki Purwagalih menunduk makin dalam. Prabu Siliwangi mendengus pada angin.

Wangsit Prabu Siliwangi
Wangsit Prabu Siliwangi mengandung hakekat yang sangat tinggi oleh karena di dalamnya digambarkan situasi kondisi sosial beberapa masa utama dengan karakter pemimpinnya dalam kurun waktu perjalanan panjang sejarah negeri ini pasca kepergian Prabu Siliwangi (ngahyang/menghilang). Peristiwa itu ditandai dengan menghilangnya Pajajaran.

Sesuai sabda Prabu Siliwangi bahwa kelak kemudian akan ada banyak orang yang berusaha membuka misteri Pajajaran. Namun yang terjadi mereka yang berusaha mencari hanyalah 0rang-orang sombong dan takabur.

Seperti diungkapkan dalam naskah tersebut berikut ini :
”Ti mimiti poé ieu, Pajajaran leungit ti alam hirup. Leungit dayeuhna, leungit nagarana. Pajajaran moal ninggalkeun tapak, jaba ti ngaran pikeun nu mapay. Sabab bukti anu kari, bakal réa nu malungkir! Tapi engké jaga bakal aya nu nyoba-nyoba, supaya anu laleungit kapanggih deui. Nya bisa, ngan mapayna kudu maké amparan. Tapi anu marapayna loba nu arieu-aing pang pinterna. Mudu arédan heula.”

Artinya :
“Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong. Dan bahkan berlebihan kalau bicara.”

Namun dalam naskah Wangsit Siliwangi ini dikatakan bahwa pada akhirnya yang mampu membuka misteri Pajajaran adalah sosok yang dikatakan sebagai ”Budak Angon” (Anak Gembala). Sebagai perlambang sosok yang dikatakan oleh Prabu Siliwangi sebagai orang yang baik perangainya.

”Sakabéh turunan dia ku ngaing bakal dilanglang. Tapi, ngan di waktu anu perelu. Ngaing bakal datang deui, nulungan nu barutuh, mantuan anu sarusah, tapi ngan nu hadé laku-lampahna. Mun ngaing datang moal kadeuleu; mun ngaing nyarita moal kadéngé. Mémang ngaing bakal datang. Tapi ngan ka nu rancagé haténa, ka nu weruh di semu anu saéstu, anu ngarti kana wangi anu sajati jeung nu surti lantip pikirna, nu hadé laku lampahna. Mun ngaing datang; teu ngarupa teu nyawara, tapi méré céré ku wawangi.”

Artinya :
”Semua keturunan kalian akan aku kunjungi, tapi hanya pada waktu tertentu dan saat diperlukan. Aku akan datang lagi, menolong yang perlu, membantu yang susah, tapi hanya mereka yang bagus perangainya. Apabila aku datang takkan terlihat; apabila aku berbicara takkan terdengar. Memang aku akan datang tapi hanya untuk mereka yang baik hatinya, mereka yang mengerti dan satu tujuan, yang mengerti tentang harum sejati juga mempunyai jalan pikiran yang lurus dan bagus tingkah lakunya. Ketika aku datang, tidak berupa dan bersuara tapi memberi ciri de¬ngan wewangian.”

Selanjutnya dikatakan juga apa yang dilakukan oleh sosok ”Budak Angon” ini sbb :
”Aya nu wani ngoréhan terus terus, teu ngahiding ka panglarang; ngoréhan bari ngalawan, ngalawan sabari seuri. Nyaéta budak angon; imahna di birit leuwi, pantona batu satangtungeun, kahieuman ku handeuleum, karimbunan ku hanjuang. Ari ngangonna? Lain kebo lain embé, lain méong lain banténg, tapi kalakay jeung tutunggul. Inyana jongjon ngorehan, ngumpulkeun anu kapanggih. Sabagian disumputkeun, sabab acan wayah ngalalakonkeun. Engke mun geus wayah jeung mangsana, baris loba nu kabuka jeung raréang ménta dilalakonkeun. Tapi, mudu ngalaman loba lalakon, anggeus nyorang: undur jaman datang jaman, saban jaman mawa lalakon. Lilana saban jaman, sarua jeung waktuna nyukma, ngusumah jeung nitis, laju nitis dipinda sukma.”

Artinya :
”Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala; Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? bukan kerbau bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng, tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui, tapi akan menemui banyak sejarah/kejadian, selesai jaman yang satu datang lagi satu jaman yang jadi sejarah/kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah. Setiap waktu akan berulang itu dan itu lagi.”

Dari bait di atas digambarkan bahwa sosok ”Budak Angon” adalah sosok yang misterius dan tersembunyi. Apa yang dilakukannya bukanlah seperti seorang penggembala pada umumnya, akan tetapi terus berjalan mencari hakekat jawaban dan mengumpulkan apa yang menurut orang lain dianggap sudah tidak berguna atau bermanfaat. Dalam hal ini dilambangkan dengan ranting daun kering dan tunggak pohon. Sehingga secara hakekat yang dimaksudkan semua itu sebenarnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan sejarah kejadian (asal-usul/sebab-musabab) termasuk karya-karya warisan leluhur seperti halnya yang kita baca ini. Dimana hal-hal semacam itu karena kemajuan jaman oleh generasi digital sekarang ini dianggap sudah usang/kuno tidak berguna dan bermanfaat. Pada akhirnya yang tersirat dalam hakekat perjalanan panjang sejarah negeri ini adalah berputarnya Roda Cokro Manggilingan (pengulangan perjalanan sejarah).

Bung Karno (Presiden I Indonesia) Di Wangsit Siliwangi

Di dalam wangsit Sang Prabu Siliwangi juga dikatakan akan munculnya sosok pemimpin negeri ini dengan ciri-ciri sebagai berikut:

”Laju ngadeg deui raja, asalna jalma biasa. Tapi mémang titisan raja. Titisan raja baheula jeung biangna hiji putri pulo Dewata. da puguh titisan raja; raja anyar hésé apes ku rogahala!”

Artinya :
”Lalu berdiri lagi penguasa yang berasal dari orang biasa. Tapi memang keturunan raja dahulu kala dan ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata. Karena jelas keturunan raja; penguasa baru susah dianiaya!”

Siapakah sosok yang dimaksud dalam bait ini? Dia adalah Soekarno, Presiden RI pertama. Ibunda Soekarno adalah Ida Ayu Nyoman Rai seorang putri bangsawan Bali. Ayahnya seorang guru bernama Raden Soekeni Sosrodihardjo. Namun dari penelusuran secara spiritual, ayahanda Soekarno sejatinya adalah Kanjeng Susuhunan Pakubuwono X. Nama kecil Soekarno adalah Raden Mas Malikul Koesno. Beliau termasuk ”anak ciritan” dalam lingkaran kraton Solo. Pada masa kepemimpinan Soekarno banyak terjadi upaya pembunuhan terhadap diri beliau, namun selalu saja terlindungi dan terselamatkan.

Selanjutnya setelah berganti masa digambarkan bahwa semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Kondisi ini melambangkan pemimpin yang tidak mau mengerti penderitaan rakyat. Memerintah tidak dengan hati tapi segala sesuatunya hanya mengandalkan akal pikiran/logika dan kepentingan pribadi ataupun kelompok sebagai berhalanya. Sehingga yang terjadi digambarkan banyak muncul peristiwa di luar penalaran. Menjadikan orang-orang pintar hanya bisa omong alias pinter keblinger.
Sumber: http://forum.viva.co.id/sejarah/703439-misteri-wangsit-siliwangi-dan-muksonya-menghilang-prabu-siliwangi.html

RAMALAN JAYABAYA

Isi Ramalan
  1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
  2. Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
  3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
  4. Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
  5. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
  6. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
  7. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
  8. Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
  9. Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
  10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
  11. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman --- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik.
  12. Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
  13. keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe --- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
  14. Manungsa padha seneng nyalah --- Orang-orang saling lempar kesalahan.
  15. Ora ngendahake hukum Hyang Widhi --- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
  16. Barang jahat diangkat-angkat --- Yang jahat dijunjung-junjung.
  17. Barang suci dibenci --- Yang suci (justru) dibenci.
  18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit --- Banyak orang hanya mementingkan uang.
  19. Lali kamanungsan --- Lupa jati kemanusiaan.
  20. Lali kabecikan --- Lupa hikmah kebaikan.
  21. Lali sanak lali kadang --- Lupa sanak lupa saudara.
  22. Akeh bapa lali anak --- Banyak ayah lupa anak.
  23. Akeh anak wani nglawan ibu --- Banyak anak berani melawan ibu.
  24. Nantang bapa --- Menantang ayah.
  25. Sedulur padha cidra --- Saudara dan saudara saling khianat.
  26. Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
  27. Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
  28. Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
  29. Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil.
  30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil --- Banyak pejabat jahat dan ganjil.
  31. Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil.
  32. Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
  33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
  34. Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
  35. Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
  36. Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
  37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
  38. Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
  39. Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
  40. Wong apik ditampik-tampik --- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
  41. Wong jahat munggah pangkat --- Orang (yang) jahat naik pangkat.
  42. Wong agung kasinggung --- Orang (yang) mulia dilecehkan
  43. Wong ala kapuja --- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
  44. Wong wadon ilang kawirangane --- perempuan hilang malu.
  45. Wong lanang ilang kaprawirane --- Laki- laki hilang jiwa kepemimpinan.
  46. Akeh wong lanang ora duwe bojo --- Banyak laki-laki tak mau beristri.
  47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone --- Banyak perempuan ingkar pada suami .
  48. Akeh ibu padha ngedol anake --- Banyak ibu menjual anak.
  49. Akeh wong wadon ngedol awake --- Banyak perempuan menjual diri.
  50. Akeh wong ijol bebojo --- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
  51. Wong wadon nunggang jaran --- Perempuan menunggang kuda.
  52. Wong lanang linggih plangki --- Laki-laki naik tandu.
  53. Randha seuang loro --- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
  54. Prawan seaga lima --- Lima perawan lima picis.
  55. Dhudha pincang laku sembilan uang --- Duda pincang laku sembilan uang.
  56. Akeh wong ngedol ngelmu --- Banyak orang berdagang ilmu.
  57. Akeh wong ngaku-aku --- Banyak orang mengaku diri.
  58. Njabane putih njerone dhadhu --- Di luar putih di dalam jingga.
  59. Ngakune suci, nanging sucine palsu --- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
  60. Akeh bujuk akeh lojo --- Banyak tipu banyak muslihat.
  61. Akeh udan salah mangsa --- Banyak hujan salah musim.
  62. Akeh prawan tuwa --- Banyak perawan tua.
  63. Akeh randha nglairake anak --- Banyak janda melahirkan bayi.
  64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne --- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
  65. Agama akeh sing nantang --- Agama banyak ditentang.
  66. Prikamanungsan saya ilang --- Perikemanusiaan semakin hilang.
  67. Omah suci dibenci --- Rumah suci dijauhi.
  68. Omah ala saya dipuja --- Rumah maksiat makin dipuja.
  69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi --- Perempuan lacur dimana-mana.
  70. Akeh laknat --- Banyak kutukan
  71. Akeh pengkianat --- Banyak pengkhianat.
  72. Anak mangan bapak --- Anak makan bapak.
  73. Sedulur mangan sedulur --- Saudara makan saudara.
  74. Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
  75. Guru disatru --- Guru dimusuhi.
  76. Tangga padha curiga --- Tetangga saling curiga.
  77. Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
  78. Sing weruh kebubuhan --- Barangsiapa tahu terkena beban.
  79. Sing ora weruh ketutuh --- S edang yang tak tahu disalahkan.
  80. Besuk yen ana peperangan --- Kelak jika terjadi perang .
  81. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor --- Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
  82. Akeh wong becik saya sengsara --- Banyak orang baik makin sengsara.
  83. Wong jahat saya seneng --- Sedang yang jahat makin bahagia.
  84. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul --- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
  85. Wong salah dianggep bener --- Orang salah dipandang benar.
  86. Pengkhianat nikmat --- Pengkhianat nikmat.
  87. Durjana saya sempurna --- Durjana semakin sempurna.
  88. Wong jahat munggah pangkat --- Orang jahat naik pangkat.
  89. Wong lugu kebelenggu --- Orang yang lugu dibelenggu.
  90. Wong mulya dikunjara --- Orang yang mulia dipenjara.
  91. Sing curang garang --- Yang curang berkuasa.
  92. Sing jujur kojur --- Yang jujur sengsara.
  93. Pedagang akeh sing keplarang --- Pedagang banyak yang tenggelam.
  94. Wong main akeh sing ndadi --- Penjudi banyak merajalela.
  95. Akeh barang haram --- Banyak barang haram.
  96. Akeh anak haram --- Banyak anak haram.
  97. Wong wadon nglamar wong lanang --- Perempuan melamar laki-laki.
  98. Wong lanang ngasorake drajate dhewe --- Laki-laki memperhina derajat sendiri.
  99. Akeh barang-barang mlebu luang --- Banyak barang terbuang-buang.
  100. Akeh wong kaliren lan wuda --- Banyak orang lapar dan telanjang.
  101. Wong tuku ngglenik sing dodol --- Pembeli membujuk penjual.
  102. Sing dodol akal okol --- Si penjual bermain siasat.
  103. Wong golek pangan kaya gabah diinteri --- Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
  104. Sing kebat kliwat --- Yang tangkas lepas.
  105. Sing telah sambat --- Yang terlanjur menggerutu.
  106. Sing gedhe kesasar --- Yang besar tersasar.
  107. Sing cilik kepleset --- Yang kecil terpeleset.
  108. Sing anggak ketunggak --- Yang congkak terbentur.
  109. Sing wedi mati --- Yang takut mati.
  110. Sing nekat mbrekat --- Yang nekat mendapat berkat.
  111. Sing jerih ketindhih --- Yang hati kecil tertindih
  112. Sing ngawur makmur --- Yang ngawur makmur
  113. Sing ngati-ati ngrintih --- Yang berhati- hati merintih.
  114. Sing ngedan keduman --- Yang main gila menerima bagian.
  115. Sing waras nggagas --- Yang sehat pikiran berpikir.
  116. Wong tani ditaleni --- Orang (yang) bertani diikat.
  117. Wong dora ura-ura --- Orang (yang) bohong berdendang.
  118. Ratu ora netepi janji, musna panguwasane --- Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
  119. Bupati dadi rakyat --- Pegawai tinggi menjadi rakyat.
  120. Wong cilik dadi priyayi --- Rakyat kecil jadi priyayi.
  121. Sing mendele dadi gedhe --- Yang curang jadi besar.
  122. Sing jujur kojur --- Yang jujur celaka.
  123. Akeh omah ing ndhuwur jaran --- Banyak rumah di punggung kuda.
  124. Wong mangan wong --- Orang makan sesamanya.
  125. Anak lali bapak --- Anak lupa bapa.
  126. Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
  127. Pedagang adol barang saya laris --- Jualan pedagang semakin laris.
  128. Bandhane saya ludhes --- Namun harta mereka makin habis.
  129. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan --- Banyak orang mati lapar di samping makanan.
  130. Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara --- Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
  131. Sing edan bisa dandan --- Yang gila bisa bersolek.
  132. Sing bengkong bisa nggalang gedhong --- Si bengkok membangun mahligai.
  133. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil --- Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
  134. Ana peperangan ing njero --- Terjadi perang di dalam.
  135. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham --- Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
  136. Durjana saya ngambra-ambra --- Kejahatan makin merajalela.
  137. Penjahat saya tambah --- Penjahat makin banyak.
  138. Wong apik saya sengsara --- Yang baik makin sengsara.
  139. Akeh wong mati jalaran saka peperangan --- Banyak orang mati karena perang.
  140. Kebingungan lan kobongan --- Karena bingung dan kebakaran.
  141. Wong bener saya thenger-thenger --- Si benar makin tertegun.
  142. Wong salah saya bungah-bungah --- Si salah makin sorak sorai.
  143. Akeh bandha musna ora karuan lungane --- Banyak harta hilang entah ke mana
  144. Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe --- Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
  145. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram --- Banyak barang haram, banyak anak haram.
  146. Bejane sing lali, bejane sing eling --- Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
  147. Nanging sauntung-untunge sing lali --- Tapi betapapun beruntung si lupa.
  148. Isih untung sing waspada --- Masih lebih beruntung si waspada.
  149. Angkara murka saya ndadi --- Angkara murka semakin menjadi.
  150. Kana-kene saya bingung --- Di sana-sini makin bingung.
  151. Pedagang akeh alangane --- Pedagang banyak rintangan.
  152. Akeh buruh nantang juragan --- Banyak buruh melawan majikan.
  153. Juragan dadi umpan --- Majikan menjadi umpan.
  154. Sing suwarane seru oleh pengaruh --- Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
  155. Wong pinter diingar-ingar --- Si pandai direcoki.
  156. Wong ala diuja --- Si jahat dimanjakan.
  157. Wong ngerti mangan ati --- Orang yang mengerti makan hati.
  158. Bandha dadi memala --- Hartabenda menjadi penyakit
  159. Pangkat dadi pemikat --- Pangkat menjadi pemukau.
  160. Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang
  161. Sing ngalah rumangsa kabeh salah --- Yang mengalah merasa serba salah.
  162. Ana Bupati saka wong sing asor imane --- Ada raja berasal orang beriman rendah.
  163. Patihe kepala judhi --- Maha menterinya benggol judi.
  164. Wong sing atine suci dibenci --- Yang berhati suci dibenci.
  165. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat --- Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
  166. Pemerasan saya ndadra --- Pemerasan merajalela.
  167. Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut .
  168. Pitik angrem saduwure pikulan --- Ayam mengeram di atas pikulan.
  169. Maling wani nantang sing duwe omah --- Pencuri menantang si empunya rumah.
  170. Begal pada ndhugal --- Penyamun semakin kurang ajar.
  171. Rampok padha keplok-keplok --- Perampok semua bersorak-sorai.
  172. Wong momong mitenah sing diemong --- Si pengasuh memfitnah yang diasuh
  173. Wong jaga nyolong sing dijaga --- Si penjaga mencuri yang dijaga.
  174. Wong njamin njaluk dijamin --- Si penjamin minta dijamin.
  175. Akeh wong mendem donga --- Banyak orang mabuk doa .
  176. Kana-kene rebutan unggul --- Di mana- mana berebut menang.
  177. Angkara murka ngombro-ombro --- Angkara murka menjadi-jadi.
  178. Agama ditantang --- Agama ditantang.
  179. Akeh wong angkara murka --- Banyak orang angkara murka.
  180. Nggedhekake duraka --- Membesar- besarkan durhaka.
  181. Ukum agama dilanggar ---Hukum agama dilanggar.
  182. Prikamanungsan di-iles-iles --- Perikemanusiaan diinjak-injak.
  183. Kasusilan ditinggal --- Tata susila diabaikan.
  184. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi --- Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
  185. Wong cilik akeh sing kepencil --- Rakyat kecil banyak tersingkir.
  186. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil --- Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
  187. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit --- Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
  188. Lan duwe prajurit ---Dan punya prajurit.
  189. Negarane ambane saprawolon --- Lebar negeri seperdelapan dunia.
  190. Tukang mangan suap saya ndadra --- Pemakan suap semakin merajalela.
  191. Wong jahat ditampa --- Orang jahat diterima.
  192. Wong suci dibenci --- Orang suci dibenci.
  193. Timah dianggep perak --- Timah dianggap perak .
  194. Emas diarani tembaga --- Emas dibilang tembaga
  195. Dandang dikandakake kuntul --- Gagak disebut bangau.
  196. Wong dosa sentosa --- Orang berdosa sentosa.
  197. Wong cilik disalahake --- Rakyat jelata dipersalahkan.
  198. Wong nganggur kesungkur --- Si penganggur tersungkur.
  199. Wong sregep krungkep --- Si tekun terjerembab.
  200. Wong nyengit kesengit --- Orang busuk hati dibenci.
  201. Buruh mangluh --- Buruh menangis.
  202. Wong sugih krasa wedi --- Orang kaya ketakutan.
  203. Wong wedi dadi priyayi --- Orang takut jadi priyayi.
  204. Senenge wong jahat --- Berbahagialah si jahat.
  205. Susahe wong cilik --- Bersusahlah rakyat kecil.
  206. Akeh wong dakwa dinakwa --- Banyak orang saling tuduh.
  207. Tindake manungsa saya kuciwa --- Ulah manusia semakin tercela.
  208. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi --- Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
  209. Wong Jawa kari separo --- Orang Jawa tinggal setengah.
  210. Landa-Cina kari sejodho --- Belanda - Cina tinggal sepasang.
  211. Akeh wong ijir, akeh wong cethil --- Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
  212. Sing eman ora keduman --- Si hemat tidak mendapat bagian.
  213. Sing keduman ora eman ---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
  214. Akeh wong mbambung ---Banyak orang berulah dungu.
  215. Akeh wong limbung ---Banyak orang limbung.
  216. Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka --- Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.
Sumber : tmn FB Gunungkidul Onlin